Selasa, 26 November 2013

Memang, Orang Miskin Dilarang Sakit!!


Selama ini saya hanya dengar-dengar saja bagaimana susahnya proses untuk orang miskin yang sakit demi mendapatkan pengobatan dari instasi terkait atau mendapat perawatan dari rumah sakit.
Ada yang mengatakan antri dari jam 2 atau jam 3 subuh di rumah sakit umum daerah. Kemudian setelah mendapat nomor antrian datang lagi jam 7 untuk bertemu dokter. Itupun harus tunggu 2-3 jam panggilan baru bisa ketemu dokter. Sampai muncul gurauan menyedihkan, ini kalau orang sakit keras keburu meninggal sebelum ketemu dokternya.
Nah, beberapa waktu yang lalu, saya mendampingi salah satu anak dampingan yang sudah ditinggal mati ayah-ibunya. Dia dari keluarga miskin. Kedua kakaknya tidak bisa menemani ke rumah sakit karena harus bekerja mencukupi kebutuhan keluarga. Bila mereka tidak masuk 1 hari saja, uang potongannya cukup besar.
Singkat cerita, saya dampingi anak ini untuk berobat di salah satu rumah sakit umum pemerintah yang sangat terkenal. Saya berangkat dari rumahnya pukul 7 pagi untuk urus-urus pendaftarannya. Tidak lupa saya membeli makanan dan minuman untuk jaga-jaga bila nanti anak ini lapar sewaktu menunggu dokter. Sampai di rumah sakit pukul 8.20
Sampai di rumah sakit, saya segera mendaftar di loket pendaftaran pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang saat ini di tangani oleh Askes. Cukup banyak pasien KJS yang ingin berobat di rumah sakit ini. Saya kemudian turut mengantri sambil mempersiapkan berkas-berkas yang diperlukan.
1 jam saya berada dalam antrian. Waktu yang cukup lama bagi saya untuk sekedar mendaftar, mengingat pada waktu itu semua loket buka. Selesai dari situ saya kemudian menuju petugas pendaftaran pasien baru untuk mengisi formulir. Kemudian berkas yang saya isi dilaporkan ke bagian loket untuk dikomputerisasi. Sebenarnya tidak banyak antrian namun karena -maaf- petugasnya cukup tua dan ketiknya sebelas jari, maka komputerisasinya jadi lama
Lalu lanjut ke loket pendaftaran medik untuk bertemu dokter yang dituju. Lagi-lagi petugasnya seorang yang bagi saya seharusnya sudah pensiun yang berjaga. Empat puluh menit saya menunggu disini sampai rekam mediknya jadi. Setelah itu baru tunggu panggilan dokter. Semua waktu urus-urus pendaftaran ini membutuhkan waktu 3 jam.
Perkara menunggu panggilan dokter juga bukan masalah yang cepat. Walau nomor antrian kami hanya nomor 12 tapi itu butuh 3 jam lebih baru mendapat panggilan. Bersyukur dokternya bisa diajak bicara lama dan tidak periksa buru-buru.
Jadi total waktu kami di rumah sakit hanya untuk bertemu 1 dokter saja butuh waktu sekitar 6 jam lebih. Itu belum termasuk ambil obat di loket obat khusus pemegang kartu KJS. Hampir 2 jam menunggu disana bahkan untuk sekedar obat sirup anak bukan racikan. Sungguh waktu yang melelahkan
Bukan satu kali saja saya mengalami hal itu. Tapi sudah 3x saya menjalani proses seperti itu dalam waktu 2 minggu. Masih ada jadwal bertemu dokter lain yang harus saya jalani bersama anak ini selama minggu-minggu ke depan.
Inilah mengapa saya menulis judul di atas. Orang miskin memang dilarang sakit. Butuh waktu lama bagi mereka untuk mendapatkan sentuhan dokter. Untuk sekedar urus administrasinya saja sudah membuat mereka pusing, belum untuk fotocopy saja antrinya sudah lama dan harus buat beberapa rangkap. birokrasi yang mumet!!
Cukup memprihatinkan memang dengan keadaan yang demikian. Sudah sakit buat susah ditambah mau berobat saja dibuat susah. Memang, orang miskin dilarang sakit.
Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © مرحبا بكم في مدونتي (Ega's Blog) 2013

Template By Ega Firza